Facebook memberi para peneliti lebih banyak data lokasi anonim yang dapat membantu mereka mencari tahu apakah orang tinggal di rumah dan memperkirakan di mana virus Corona baru kemungkinan akan menyebar selanjutnya.
Langkah ini menunjukkan bagaimana jejaring sosial menggunakan data yang dikumpulkannya dari hampir 2,5 miliar pengguna aktif bulanannya untuk membantu memerangi penyakit seperti COVID-19, penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus Corona. Ini sejalan dengan bagaimana Facebook telah menggunakan data di masa lalu untuk membuat peta pencegahan penyakit yang bertujuan memerangi penyakit menular seperti flu yang dapat menyebar melalui kontak manusia.
Penggunaan data lokasi mungkin membuat beberapa pengguna merasa tidak nyaman dengan skandal privasi yang telah mengganggu jaringan sosial terbesar di dunia. Facebook mengatakan tidak mengidentifikasi pengguna individu dan memberikan informasi agregat di tingkat kota atau kabupaten. Google juga mengumumkan minggu lalu bahwa mereka menggunakan data lokasi untuk membantu para peneliti melihat apakah orang-orang menjauhkan jarak sosial.
Pada hari Senin, Facebook meluncurkan tiga jenis peta pencegahan penyakit baru meluncurkan tiga jenis peta pencegahan penyakit baru sebagai bagian dari program Data for Good-nya. Satu peta menunjukkan kemungkinan bahwa orang di satu daerah akan bersentuhan dengan orang lain. Itu bisa membantu para peneliti menentukan di mana COVID-19 kasus baru akan muncul berikutnya. Peta lain menunjukkan jika orang-orang di daerah tertentu tinggal di rumah, membantu para peneliti mencari tahu apakah mandat jarak sosial bekerja. Peta ketiga menunjukkan persahabatan di seluruh negara bagian dan negara, informasi yang juga dapat membantu melacak kemungkinan penyebaran COVID-19.
Facebook juga bekerja sama dengan Pusat Penelitian Delphi Universitas Carnegie Mellon, yang melakukan survei 3 hingga 5 menit yang meminta orang untuk melaporkan gejala dan lokasi mereka untuk membantu melacak penyebaran COVID-19. Beberapa pengguna Facebook di AS akan melihat tautan ke survei opsional ini di bagian atas Umpan Berita mereka.
Facebook mengatakan bahwa universitas tidak akan membagikan tanggapan survei dengan jejaring sosial. Facebook juga mengatakan tidak akan membagikan informasi tentang identitas pengguna dengan para peneliti dan sebagai gantinya akan menggunakan nomor ID acak.
Facebook juga telah berbagi data dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Harvard dan Universitas Nasional Tsing Hua di Taiwan untuk membantu mereka memperkirakan penyebaran virus corona.